7uplagi.com – Perekonomian Di Palu Mulai Hidup Pasca Gempa
Sepuluh orang berdiri antre dalam suatu warung klontong warna merah marun di Jalan Pattimura, Kota Palu. Mereka ingin beli banyak kepentingan.
Sekalian mengharap kuatir, menanti untuk dilayani. Takut banyak keperluan yang dicari kehabisan.
Pelayan warung terlihat repot ambil satu per satu pesanan konsumen. Pada penjual dan konsumen dibatasi etalase. Di belakang pelayan warung berjejer banyak kepentingan diharapkan warga.
Menghitung dan bertransaksi jual beli. Harga setiap barang belanjaan masih mahal. Untuk air mineral botol saja, harga per kardusnya dapat sampai Rp 75 ribu – Rp 85 ribu. Semua bergantung warung.
Untuk harga, beberapa konsumen memandang lumrah. Mereka sadar jika harga keperluan tentu melonjak sesudah Palu terserang musibah gempa bumi dan tsunami. “Dapat dimaklumi,” kata Andi, seorang konsumen di warung itu, Rabu lalu.
Hari itu belanjaan Andi cukuplah banyak. Sampai beli dua kardus air mineral. Tidak hanya itu ada pula makanan mudah, utamanya biskuit. Lima bungkus rokok juga masuk dalam kantong kresek hitam. Keseluruhan belanjaan dia sampai Rp 150 beberapa ribu.
Kurang dari tiga jam, jumlahnya barang dagangan di warung itu menyusut. Antrean selalu makin bertambah. Membuat beberapa konsumen kadang menyelusup ke depan, pastikan barang belanjaannya ada.
Di selama jalan ini cuma dua warung membuka. Bekasnya masih tutup rapat. Sedikit bangunan hancur di sekitar sini. Sangat kronis cuma Hotel Roa Roa. Bekasnya masih kuat berdiri.
Banyak toko tutup ini karena satu argumen. Takut dijarah. Aspek keamanan ini jadi sorotan terpenting. Sesudah beberapa waktu awal mulanya berlangsung penjarahan di sekitar Palu karena banyak warga terserang efek gempa susah memperoleh logistik.
Seperti di lokasi Pasar Manondam, sekitar 2 km. dari tempat barusan. Disana masih banyak deretan toko tutup, tidak berani membuka. Tidak hanya itu, banyak juga pemilik warung tengah mengungsi keluar dari Kota Palu.
Cuma beberapa penjual buah dan sayur telah berani berdagang. Bahkan juga minimarket semua tutup. Banyak diantara toko itu dalam kondisi terbuka, akan tetapi hancur. Disangka sisa dijarah.
Berjalan lagi mengarah Pelabuhan Pantoloan. Seputar 30 km. dari pusat kota. Beberapa warung juga membuka semenjak Kamis lalu. Mereka tidak takut jika setiap saat dijarah.
Seseorang ibu pemilik warung merasa tidak cemas. Seputar 15 orang pria antre berbelanja di warungnya beli banyak keperluan. Saat kami datang, tidak ada kecemasan terlihat di mukanya.
Pemilik warung itu melayani seperti biasa. “Saya walaupun wanita tidak takut. Saya lawan jika dijarah,” tutur dia saat kami bertanya masalah jumlahnya penjarahan di Palu.
Di warung ini, harga bahan inti tidak naik. Sang penjual masih memberikan harga normal barang dagangannya. Hingga tidak heran beberapa orang antre. Walau banyak bungkus makanan berdebu terserang debu dari tembok karena guncangan gempa, akan tetapi masih wajar dikonsumsi.
Perekonomian di Palu telah mulai bergeliat. Listrik juga menyala terutamanya di dalam kota. Walau banyak lokasi masih gelap gulita. Terutamanya daerah sangat kronis terserang musibah.
Bentuk perekonomian mulai bergeliat dapat disaksikan banyak bank punya negara telah mulai menjalankan mesin ATM mereka. Banyak warga antre untuk dapat memperoleh uang kas.
Untuk di dalam kota memang lebih gampang memperoleh kepentingan. Ditambah pertolongan penjagaan dari personil TNI. Bahkan juga pasar swalayan besar direncanakan akan membuka Sabtu siang ini.
Kehidupan ekonomi di Kota Palu jadi tujuan pemerintah. Presiden Joko Widodo telah memberikan instruksi langsung. Minta beberapa tentara berjaga di muka toko. Pastikan dan minta mereka kembali buka toko.
Beberapa telah lakukan. Tetapi banyal juga masih tutup. Belumlah diketahu alasannya. Walau begitu, perlahan-lahan geliat perekonomian di Palu telah mulai berjalan.
Posting Perekonomian Di Palu Mulai Hidup Pasca Gempa ditampilkan lebih awal di 7uplagi.com.